Postingan

BELI SUSU PUN HARUS KUCIUM KAKINYA

Gambar
  Bagian  1       “Mas, susu Naya habis. Gajiku udah habis. Boleh aku minta bantuannya?” “Enak banget hidup kalian, Res! Apa-apa tinggal nelepon. Apa-apa tinggal minta. Apa nggak malu?” Mas Angga, mantan suami yang telah menceraikanku sebulan setelah Naya lahir, malah ngamuk-ngamuk. Apa salahnya aku minta uang untuk beli susu Naya? Naya darah dagingnya, meskipun anak itu hadir sebelum kami resmi menikah. “Mas, Naya itu anakmu. Tanggung jawab kamu untuk nafkahin dia!” “Bacot! Ya, udah. Datang sini ke rumah. Ambil duitnya ke sini!” Meskipun rasanya sakit, tapi senyum tipisku mulai mengembang. Hatiku lega. Akhirnya Naya bisa menyusu juga. “Oke. Aku ke sana.” Telepon langsung diputuskan oleh Mas Angga. Lelaki kasar itu memang selalu begitu. Sinis dan kejam. Saat pacaran dulu tak begitu. Aku heran, mengapa laki-laki selalu manis di awal, lalu mencampakkan di akhir? “Mak, aku titip Naya dulu. Aku mau ke tempat Angga, ambil uang susu,” ujarku pada Mamak...